BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri,
akan selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya manusia itu hidup bersama,
bukan individu. Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi
dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan
berkomunikasi itu tentunya pada umumnya melibatkan kegiatan berbicara dan
mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi miskomunikasi dalam berinteraksi
dan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya hanya sekadar berbicara
dan mendengar saja, mereka melupakan menyimak. Memang menyimak itu
mendengarkan, tetapi menyimak bukan sekadar mendengarkan, melainkan memahami
dan menggapi apa yang dikatakan dan disampaikan oleh pembicara.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses berinterkasi dan
berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah mengapa
pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak dalam berinteraksi
dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2. Bagaimana tahap-tahap menyimak?
3. Jelaskan jenis-jenis ataupun ragam menyimak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu menyimak.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam menyimak
3. Untuk mengetahui ragam menyimak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Menyimak
Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan (Anderson, 1972 : 68)
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi (Russel & Russell, 1959 ; Anderson, 1972 : 69)
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana
untuk merima informasi dalam kegiatan komunikasi ; perbedaannya terletak dalam
jenis komunikasi : menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan
membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya
mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan
memahami makna komunikasi (Tarigan, 1986 : 9-10)
Dari uraian
diatas Tarigan menyimpulkan :
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak dapat juga diklasifikasikan sebagai sebuah seni bergaul atau
keterampilan berinteraksi sosial (social art) (Feseden et al., 1968).
Menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan
ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam
mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan (Herry Hermawan, 2012 : 30)
Menurut kelompok kami kelompok 1, menyimak adalah proses mendengarkan
dengan perhatian dan konsentrasi, mencerna dengan sungguh-sungguh sehingga dapat
memahami isi yang berupa pesan, informasi, atau hal-hal yang disampaikan
pembicara serta dapat menanggapinya.
Peranan menyimak dalam proses komunikasi bukan saja karena memiliki
berbagai manfaat, tetapi juga karena mendominasi dalam aktivitas komunikasi.
Berdasarkan penelitian, 50 % aktivitas komunikasi adalah menyimak. Adler
(1986), mencatat bahwa 53 % aktivitas komunikasi didominasi oleh menyimak.
Menurut Laderman (2002), orang dewasa meluangkan waktunya sekira 42 % untuk
melakukan akativitas menyimak, sedangkan anak-anak sekira 58 % .
Menurut De Vito, orang dewasa meluangkan waktunya sekira 45 % untuk
menyimak.
2.
Tahap-Tahap Menyimak
Dalam komunikasi, menyimak teridiri dari berbagai elemen seperti
penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan (Adler et
al., 1986 ; Lesikar et al., 1999 ; Myers & Myers, 1975 ; DeVito, 2001).
1. Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan yang dikirim pembicara baik yang
bersifat verbal maupun non verbal. Tentu saja dalam memaknai pesan-pesan verbal
ini perlu juga diperhatikan, atau akan disesuaikan dengan, hal-hal yang
sifatnya non verbal seperti gesture, ekspresi wajah dan nada atau tekanan
suara.
2. Pemahaman
Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna.
3. Pengingatan
Kemampuan untuk mengingat informasi berkaitan dengan seberapa banyak
informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak.
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan.
5. Penanggapan
Penanggapan terjadi dalam fase (1) tanggapan yang kita buat sementara
pembicara berbicara, berupa dukungan, dan (2) tanggapan yang kita buat
setelah pembicara berhenti berbicara, berupa ketelitian, pertanyaan,
pengklarifikasian, tantangaan dan persetujuan.
Menurut Ruth G.
Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, yaitu:
1. Menyimak berkala.
Menyimak ini
dialami saat yang dibicarakan oleh pembicara mengenai diri si penyimak.
2.
Menyimak dengan perhatian dangkal.
Menyimak seperti ini terjadi karena adanya gangguan-gangguan atau selingan.
3. Setengah menyimak.
Menyimak ini terjadi dikarenakan adanya hal di dalam hati yang ingin
disampaikan atau diutarakan si penyimak.
4. Menyimak serapan.
Menyimak jenis
ini terjadi dikarenakan si penyimak menyerap hal-hal yang tidak penting.
5. Menyimak sekali-sekali.
Dalam jenis menyimak ini, si penyimak hanyaa menyimak jika kalimat atau
kata-kata yang disampaikan si pembicara menarik menurutnya.
6. Menyimak asosiatif.
Dalam menyimak ini, penyimak hanya mengingat hal-hal atau pengalaman
pribadinya sehingga dia tidak memberikan respon terhadap pembicara.
7. Menyimak dengan
reaksi berkala.
Disini, penyimak memberikan komentar ataupun bertanya
kepada pembicara.
8. Menyimak secara
saksama.
Penyimak
benar-benar mengikuti pembicaraan pembicara dengan sungguh-sungguh.
9. Menyimak secara aktif.
Ini lah menyimak yang benar-benar baik, karena mengetahui atau mendapatkan
gagasan atau hal-hal yang disampaikan pembicara.
Sedangkan Hunt
mengemukakan ada tujuh tahapan dalam menyimak, yaitu :
1. Isolasi
(pemisahana/memisahkan)
Pada tahap ini penyimak harus bisa memisahkan
bunyi-bunyi, fakta-fakta atau ide-ide yang dikatakan pembicara. Yang mana
hal-hal atau sesuatu yang baik dan benar.
2. Identifikasi (menentukan atau menetapkan)
Dalam tahapan menyimak ini. Penyimak mencatat apa yang sedang dibicarakan
tentang hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat baginya. Apalagi rangsangan atau gambaran tertentu sudah kita ketahui maka suatu maknanya bisa kita tetapkan
kepada setiap hal-hal yang berdiri sendiri itu.
3.
Integrasi (Penyatuan/menyatukan)
Pada tahapan ini, penyimak menyatupadukan dan menyesuaikan hal-hal yangdidapatkannya saat menyimak dengan informasi
lain yang telah dimilikinya dan
diketahuinya sebelumnya.
4. Inspeksi
Pada tahap ini, penyimak membandingkan dan memeriksa kembali informasi yang baru saja
diterimanya dengan pengetahuannya sendiri. Kemudian menilainya, yang mana yang
bisa dilakukan dan yang tidak.
5.
Interpretasi
Pada tahap ini, penyimak mengevaluasi sesuatu yang didengar dan mencari tahusumber informasi yang disampaikan dari mana datangnya semua informasi itu. Disini, penyimak memberikan kesan dan memberikan
tanggapannya, menyampaikan pendapatnya.
6. Interpolasi
Pada tahapan ini, jika dalam penyimakan kita tidak menemukan pesan yang berisiinformasi yang bermanfat bagi kita ataupun merasa tidak lengkap dan tidak bisa kita cerna, maka kita lah
yang memberikan ide-idenya dari pengetahuan ataupun pengalam kita sehingga kita
bisa menemukan informasi dari pesan itu dengan lengkap dan sempurna.
7.
Introspeksi
Pada tahap ini, penyimak menguji informasi yang
didapatkannya dengan pengetahuan dan pengalamannya senidri. Agar dia dapat
menerapkannya di lingkungannya dan kehidupannya.
3.
Ragam Menyimak
Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Menyimak Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa, menyimak itu ada dua.
1. Menyimak Ekstensif.
Menyimak ini berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas. Di sekolah,
menyimak jenis ini tidak perlu bimbingan guru. Karena menyimak ini, tidak
dengan ketentuan dan ketelitian dan tidak diharuskan untuk memahami hal
simakannya. Hanya dengan memahami yang umumnya saja atau garis-garis besarnya
saja. Jenis menyimak ini dibagi lagi, yaitu :
a. Menyimak Sosial.
Menyimak ini berlangsung pada keadaan atau situasi sosial secara sopan dan
santun dengan perhatian yang wajar.
Mereka saling
mendengarkan satu dan lainnya untuk membuat responsi-responsi yang wajar,
mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar
terhadap apa-apa yang dikemukakan dan dikatakan oleh seorang rekan ((Dawson [et
all], 1963: 153).
Contoh :
Beberapa orang anak yang berusia sembilan tahun mengobrol saat mereka bermain.
Mereka saling memperliahtkan perhatian yang sewajarnya saja.
b. Menyimak Sekunder.
Jenis menyimak ini terjadi ketika mengerjakan sesuatu tetapi juga secara
bersamaan dan secara kebetulan menyimak pembicaraan.
Sambil menikmati
musik, kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti
melukis, hasta karya tanah liat, membuat sketsa, dan latihan menulis indah
(Dawson [et all], 1963 : 153; Tarigan, 1972:69).
c. Menyimak Estetik.
Menyimak estetik disebut juga menyimak apresiatif. Yakni, penyimaknya duduk
menyaksikan pertunjukan.
Menikmati cerita,
puisi, teka-teki, gemerencing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau
diceritakan oleh guru, siswa, atau actor (Dawson [et all], 1963:153).
d. Menyimak Pasif.
Menyimak pasif adalah proses menyerap suatu pembicaraan tanpa sadar dalam
pengupayaannya.
Contoh : Supir angkot yang membawa atau mengantar penumpangnya seorang
turis, secara tidak langsung supir itu pandai berkomunikasi menggunakan bahasa
asing.
2. Menyimak Intensif.
Menyimak Intensif merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif. Jika
menyimak ekstensif tidak dengan perhatian penuh, ketentuan, da ketelitian, maka
sebaliknya menyimak intensif dilakukan dengan penuh perhatian, dengan
ketentuan, dan ketelitian sehingga penyimaknya memahami tidak hanya garis
besarnya saja,melainkan secara mendalam.
Jenis menyimak
ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Menyimak Kritis.
Jenis menyimak ini cenderung mencari dan meneliti kesalahan ataupun
kekeliruan pembicara untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya ataupun
fakta dengan alasan yang dapat diterima oleh akal sehat.
Ada empat konsep
penting dalam menyimak kritis.
1. Penyimak harus yakin
bahwa pembicara mendukung masalah yang dikemukakan.
2. Penyimak mengharap
agar pembicara mengemukakan maslah khusus.
3. Penyimak mengharap
agar pembicara mendemonstrasikan keyakinannya pada topik tertentu.
4. Penyimak harus
percaya bahwa pembicara berpikir secara deduktif.
Contoh : Saat
menghadiri seminar, penyimak memberikan tanggapannya terhadap topik atau isi
seminar tersebut.
b. Menyimak
Konsentratif.
Merupakan kegiatan atau proses menelaah pembicaraan atau hal-hal yang
disimak penyimak. Kegiatan ini harus dilakukan dengan penuh konsentrasi
agar hal-hal yang dibicaraakan pembicara dapat diterima dengan baik dan
tepat.
Contoh : Saat
mengikuti Ujian Nasional, yaitu ujian listening bahasa Inggris. Maka siswa
harus menyimak dengan konsentrasi agar dapat mengetahui dan memahami maksud
yang dibicarakan dengan tepat.
c. Menyimak Kreatif.
Menyimak jenis ini memiliki hubungan dengan imajinasi seseorang.
Menyimak kreatif
adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,
serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu
yang disimaknya (Dawson [et all], 1963: 153).
Contoh :
Penyimak dapat memahami dan menangkap makna puisi yang didengarnya karena dia
berimajinasi atau mengimajinasikan puisi tersebut.
d. Menyimak Eksploratif.
Menyimak ini dikatakan menyimak penyelidikan karena bersifat
menyelidik,tentunya tujuannya menyelidiki untuk menemukan sesuatu.
Contoh :
Seseorang yang statusnya terduga mencuri sepeda motor sedang diselidiki oleh
polisi dengan menanyakan atau mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab seseorang itu. Saat sang terduga tersebut menjawab
pertanyaan-pertanyaan, polisi melakukan menyimak eksploratif.
e. Menyimak Interogatif.
Kegiatan menyimak ini harus penuh
konsentrasi,perhatian, dan selektif dalam memilih ujaran-ujaran atau hal-hal
yang dikatakan atau disampaikan pembicara karena penyimak akan bertanya setelah
menyimak.
Contoh :
Seseorang yang yang statusnya tersangka menjelaskan kejahatan yang
dilakukannya. Dari penjelasannya polisi mengajukan pertanyaan atau
mengintrogasinya.
f. Menyimak
Selektif.
Kegiatan menyimak ini dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal
nada dan suara , bunyi-bunyi asing, , bunyi-bunyi yang bersamaan, kata-kata
dan frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk ketatabahasaan.
4.
Faktor yang Mempengaruhi dalam Menyimak
Faktor yang
mempengaruhi dalam menyimak antara lain :
1. Faktor Fisik.
Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan faktor yang penting
dalam menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
2. Faktor
Psikologis
Faktor psikologis
melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologis
dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
1) Prasangka dan kurangnyasimpati terhadap
para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
2) Keegosentrisan dan keasyikan terhdap minat pribadi
serta masalah pribadi serta masalah pribadi
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang
kurang luas
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan
tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan
5) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru,
terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak
kearah yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang
buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal
seperti inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan
serta mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut.
Guru juga harus mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan,
kewajaran yang tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri
sendiri; dan mencoba untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang
bersifat merangsang minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang
menguntungkan bagi menyimak responsif.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat
menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya;
pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan
minat-minat dan pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain-
lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan
pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau
dan menarik hati.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian menyimak itu banyak tetapi inti dan tujuannya tetap sama. Ada
pengertian, maka adapula langkah atu tahap-tahap dala prosesnya. Dan
tahap-tahap menyimak ini juga banyak. Masing-masing ahli memiliki pendapat yang
berbeda menganai tahap-tahap di dalam menyimak. Menyimak memiliki jenis yang
banyak, atau beragam. Dalam proses menyimak kita tidak hanya bertolak dari apa
yang disampaikan pembicara, melainkan ada juga jenis menyimak yang memang
membutuhkan keaktifan kita dan ada yang memanfaaatkan atau membandingkan
pengetahuan atau hal-hal yang telah kita ketahui dengan hal-hal yang
disampaikan oleh pembicara. Menyimak juga
merupakan sebuah proses mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menafsirkan, menilai, dan mereaksi makna.
Dan menyimak merupakan aktivitas yang menuntut partisipasi, keikutsertaan, keterlibatan sang
penyimak terhadap hal-hal yang disimak. Agar bisa mendapatkan hasil yang lebih
baik dan maksimal.
Saran
Karena menyimak memiliki peran yang sangat penting dan sangat banyak
dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita
untuk mengetahui dan memahami menyimak dengan baik. Agar mendapatkan pesan,
informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Dan agar tidak terjadinya
kesalahpahaman dan miskomuniksai dalam berkomunikasi. purba.blogger.com